Minggu, Desember 02, 2007

Mlaku-Mlaku di Irian Barat


Ketika semua orang mulai beranjak ke tempat tidur, justru di Jalan Irian Barat Surabaya kesibukan ratusan orang terlihat. Kawasan yang berada di pusat Kota Pahlawan ini adalah pusat perdagangan ikan hias.Pasar tiban yang sudah berlangsung tahun ini mempunyai keunikan tersendiri.



Para pedagang yang berasal dari berbagai kota di Jawa Timur ini tidak setiap malam beroperasi.Namun, dalam sepekan mereka hanya buka di Hari Rabu dan Sabtu malam. Kesibukannya memang di tengah malam hingga dinihari. Saat itu, para penggemar ikan hias tumplek blek di Irian Barat.Ikan yang dijual pun jenisnya bervariatif. Mulai dari beragam ikan hias, Ikan Koi, Ikan Lou Han hingga Ikan Cucut.



Dari harga ribuan rupiah hingga ratusan ribu. Dipastikan semua jenis ikan hias ada di tempat tersebut. Bahkan lobster air tawar sekalipun.Tidak hanya ikan saja yang dijual di pasar ini. Beragam jenis mamalia juga dijual. Ada kura-kura, anjing, kucing, ular, kelinci, hamster hingga kera. Selain itu, ratusan pedagang di pasar yang tutup ketika fajar menyembul ini ini juga menyediakan perlengkapan untuk kolam maupun aquarium. Seperti lampu hias, makanan ikan hingga tanaman hias aquarium.



"Saya dan keluarga setiap malam minggu hampir tak pernah absen ke pasar ikan ini. Senang rasanya lihat-lihat ikan. Barangkali ada jenis ikan yang aneh bisa saya beli," kata Sulhan, warga Rungkut yang datang ke pasar ikan bersama 4 anaknya ini, Minggu (2/12/2007) dinihari.Lain Sulhan, lain Toni. Penghobi ikan ini, paling gemar mengkoleksi ikan tarung. Dengan jeli, Toni mengamati satu demi satu ikan tarung yang banyak dijual."Saya harus mendapatkan yang paling galak. Biar menang ketika diadu," ujarnya.



Pasar Ikan Irba, demikian biasa disebut, seolah sudah menjadi ikon Kota Surabaya. Hampir semua orang mengenal kawasan yang jika malam-malam selain Rabu dan Sabtu selalu dipenuhi waria yang menjajakan diri itu."Kalau selain Rabu dan Sabtu para waria penuh. Tapi jika giliran pasar ikan buka mereka pindah ke tempat lain. Biasanya ke Ketabang," kata Zainal, warga Brebek ini. (tulisane Steven dan diedit ugik)

Tidak ada komentar: